Minggu, 25 Maret 2012

Ajakan Tuk Kawan




Ketika langit digerayapi awan mendung,
aku ingin berdiri di puncak mahadaya,
lalu sambut tiap tetes hujan
tuk jamahi jiwa rapuh.
…………………………………
memeluk erat tubuh
hingga bisa merasa tangisan tua,
….Bumi yang tua….
.
Dengar..!
dengarlah wahai para penghuni ruang biru yang serakah
tak dapatkah kalian dengar rintihan alam telah sekarat?

Dengar…!
Dengarkan lantunan sedih yang dikumandangkan para biduan bersayap

Mari sadari…
kita dan alam,
satu perpaduan sempurna
cipta sang Tuhan..

Tetap..
Harus..
Saling menjaga.




Onha Thatiz
19 Oktober 2009

 Gambar : Google (Berbagai sumber)






Catatan Kecil Hoejan Untukmu


By : Harmony Hoejan

Kabut tipis masih menyetubuhi kala tarikan pertama kopi hitam ini membasuh tenggorokan kecilku, masuk menelusuri alat pencernaanku yang mungkin sudah bosan dengan cairan pekat hitam ini. Hmmm… atas pencumbuan rimba hari ini, kau memang pantas membayarnya dengan dekapanmu teman. Ku pandangi kau di sana, mematung seperti tugu puncak ini, hanya gerak tanganmu yang sesekali menyentuhkan tepi gelas pada bibirmu yang hitam.
Hei manisku, Apa yang sedang bercokol di pikiranmu? Aku kah? Atau dia yang selalu indah di matamu? Entahlah aku tak bisa menebak, karena seperti biasa kau tak gampang ditebak - Mungkin dia. Berharap tentang aku, mungkin juga yang lainnya. Entahlah, entah.
Disini., di ketinggian ini.., di kedamaian ini.., di senyap berteman angin dingin ini.. sering kita dapat menghayalkan apa saja, tergantung kedamaian ini membawa kita mengeksplor isi otak yang terbang nakal. Sependapat denganku, manisku?
Ku mainkan gelas mungil di genggamanku hingga tercipta riak yang indah di permukaan cairan yang dapat mencipta ekstase ini. Hmm… Sudah sekian puncak kita teriaki, dan entah sudah berapa liter kopi yang kita hirup bersama manisku. Rasa ini akan semakin tertanam dalam, seperti cintanya Jean Baptise Grenouille terhadap bebauan.. atau pun sayangnya Sonja kepada Lucian.
Taukah kau manisku, aku tersenyum sendiri atas penggambaran rasaku padamu yang menurut server hatiku terlalu lebay… Hehehe… kayaknya memang terlalu berlebihan dalam penggambarannya, tapi biarlah.. persetan.. Toh aku percaya, sekiri apa pun kita, sekanan apa pun kita, atau senetral apa pun pemikiran kita, otak kita tetap akan terkontaminasi melalui fase yang sama dalam dunia percintaan. Aseeeeekkk….. hahahaha… kok tambah lebay.
Terlepas dari semuanya, ini aku , aku dan rasaku. Rasaku yang terkadang tak kau mengerti. Rasa yang pernah menguliti hati hingga ingin kutebas habis. Fuiiihhhhhh…. Ku tarik nafas panjang demi intermezzo flash back semua yang pernah mengikat kita dalam quantum rasa yang membingungkan beberapa tahun lalu. Ketika kita jatuh terjerembab dalam dimensi rasa yang tak terbentuk.
Tarikan kopi keduaku. Kamu masih saja diam berjalin bersama lamunanmu.. dan aku masih saja melamunkanmu, manisku..
Hei manisku, aku sadar benar hubungan yang kita jalin ini mungkin tak akan selamanya, Dan rasa yang kau hamburkan untukku mungkin akan habis. Entah esok, esok lusa, esoknya esok lusa… atau kapanpun itu. Mungkin kita akan saling membunuh rasa, mungkin. Tak pasti,
tapi satu yang selalu ku tahu, manisku. Sepenggal mozaik hidupku bersamamu ini akan selalu kusyukuri pada Tuhanku yang juga manis.
Dan terima kasihku padamu atas tahun-tahun terakhir ini, Berbagi petuah, makian, celotehan penting sampe yang gak ada isinya.. hehehe..
 Hmmmmm… 
Thanks a lot 4 what ye have given 2 me.. Ye will neva eva lost me n’ vice versa…. 



Pick Of Gamalama, 26/9/2011

 Gambar : Google (Berbagai Sumber)