Wajah
tua berat berkerut
Air
muka menyamai desir sore kelam ketika gerimis
Ingat
mulut – mulut yang ternganga lapar
Gaji
disaku hanya mampu beli beras sekilo
Apa
yang harus dilakukan?
Apa
yang yang harus kulakukan?
Kutengadah
punggungan langit
Sepi
memagut berkelok kelok
Aku
sudah menonggak miliaran generasi muda
Aku
jua sudah menelurkan jutaan manusia berdasi
Dan aku pun tak luput menanamkan nilai - nilai agama pada mereka
Namun
nasibku kini hanya bergantung pada gelar es es itu
Gelar
yang tak mampu bersua dengan nama singkatku
Berbelas
– belas tahun membaui abu kapur tulis
Dari
jaman bapak bapaknya bapakmu
Dan
aku hanya tetap manusia tua di pelosok negeri yang mengemban tugas mulia
Tugas
mulia yang akan kuemban sampai jiwa terpental menghilang
Menghilang
bersama ribuan ton abu kapur tulis yang telah digores tangan keriput ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar