Panas tikam otak menyentuh hingga psychology
mencipta hujatan panjang.Mahasiswa yang sebagian besar siap nganggur udah ngantri
dari pagi menunggu si ibu siapalah namanya bagian administrasi untuk
pengambilan toga. Hingga azan Dhuhur berkumandang, blom juga ada tanda – tanda
ujung kacamata si ibu itu. Episode hujat – menghujat pun makin panjang.Gua perhatiin
satu – satu wajah teman mahasiswa.Tampaknya bahagia. Guatanya diri, apa gua
juga sebahagia mereka? Jawabannya diantara. Ahahaha..
Dalam ni rimba otak sedang sibuk berkecamuk
hal – hal yang akan hilang atau setidak – tidaknya intensitasnya bakal
berkurang jauh. Hmmm…Hal pertama yang muncul sekaligus buat galau, uang
jajan.Kalo kuliah minta duit, daftar pertanyaannya bakal kurang dari 2
pertanyaan.Walau duitnya bakal digunakan melenceng dari jawaban pertanyaan itu.Tapi
kalo minta duit jangankan selesai wisuda, H-2 gini aja daftar pertanyaannya
bakal panjang kayak daftar belanja bulanan nyokap.Ujung – ujungnya kalo gak
lolos babak tes lisan itu, uang jajan pun nihil. Hadeeehh…
Cerita selanjutnya, tuntutan keluarga dan
diri.Abis wisuda mo ngapain?Mo kerja dimana? Masa depan gua cerah benderang ato
gelap kelam gulita? Hallaaahh… Planning tetap ada, tapi sebelum pengeksekusian planning
– planning itu ada beberapa keadaan yang gak masuk perhitungan terjadi hingga
kayaknya harus dirombak habis – habisan. Kadang jargon let it flow like a water
menjadi pilihan terakhir. Keluarga pengennya jadi PNS biar jelas. Tapi gua
benar – benar gak siap dengan rutinitas yang sama setiap hari sepanjang hidup.
Pagi mesti ke sekolah, sorenya udah capek gak pengen ngapa – ngapain pasti
langsung istirahat. Besok nya gitu lagi. Besoknya besok besok sama juga. Kalo
udah nikah apalagi. Mungkin orang bakal berpikir gua aneh atau apalah, tapi
jangankan dijalani, dipikirkan aja gua ampe abstain. Swuueer gila.Gua gak
pengen hidup datar – datar aja dengan aktivitas yang juga datar. Gua lebih suka
jadi guru kontrak atau lepas dari satu daerah terpencil ke satu daerah
terpencil lain sembari nikmati hidup sebelum kawin, tapi keluarga pasti gak
ngijiinin. Tawaran datang dari kampus untuk melanjutkan studi pada beberapa
Universitas di Pulau Jawa pada Maret mendatang tapi bingung diambil atau tidak.Masih
mengalami dualisme pertimbangan.hadeeeehhhh lagee…..
Hal yang kupikirkan lainnya adalah kehilangan
mereka, sahabat.Gua punya banyak teman tapi seperti para manusia pada umumnya,
ada beberapa manusia yang mungkin sengaja diciptakan Tuhan untuk melengkapi
puzzlehidup manusia lainya agar lebih mudah saling menghidupi hidup bersama,
sahabat.
And tereraangsss…Ni dia ni para manusia yang
bersedia meluangkan sedikit ruang dalam hatinya untukku.
*Ka Ela… :p
Kite mulle cerite dari si Ella, si manis dari
jembatan 1 dekat barangka toboko. Hahaha..
Sohib gua yang satu ini berasal dari kota Gorontalo sana. Lembutnya gak
ketulungan.Gilanya gak ada buntut, kayaknya saraf di otaknya ngilang 10 kait.
Hmmmmm… gua gak ingat pasti kapan kita
kenalan waktu di kampus tapi masih teringat jelas pertama kali melihat sosok
gadis maniswaktu ospek dengan tinggi sekitar 160-an dengan umur yang gak
seharusnya nangis ampe segitunya, nangis termehek – mehek hingga wajah putihnya
memerah kayak udang dan gak bisa napas. Cerita punya cerita, dia dipaksa
pacaran ma senior jorok dengan tahi mata ukuran kubah masjid menempel di sudut
matanya.Serius gua..kubah masjid. Pernah si senior berceloteh tentang
eksistensi mahasiswa dengan tambahan aksesoris tahi matanya itu, and the result
is kita semua gak fokus pada eksistensi mahasiswa yang dicelotehin itu tapi
malah cekikikan nyetel autofokus pada eksistensi tahi matanya itu..hahaha..
Memang banyak dosen dan mahasiswa yang
kecantol dengan pesona cantik alaminya..hallaaaahhh… ;D
Yang nanya no hape dan namanya gak jangan
dihitung.Dari mulai dosen, tukang somai, tukang bakso, tukang ojek, malah
tukang jaga masjid juga pernah.Kalo yang ditanya gua, siap – siap sohib gua ini
gonta ganti KTP dah. Pernah gua bilang ke salah satu dari mereka namanya Gina,
lainnya Elizabeth, lain waktu lagi Rina, dan segudang nama lainnya.
So far, Gua salute ama sohib gua ini. Banyak
pelajaran yang gua petik dari perjuangan hidupnya. Kisah struggle kita alurnya
sama sebenarnya tapi temanya a little bit different. Mungkin itu pula yang buat
kita bisa dekat dan berbagi tentang banyak hal.
* Safria..
;)
Ini dia si Miss Perfectionist.Actually bukan
dalam hal stylish tapi lebih ke hal – hal kecil yang jarang manusia pikirkan,
dia pikirin.Beneran.Dan hal – hal itu bakal membantu banget kalo sedang
diperluin. Contoh konkrit : misalnya pantat celana sobek ni dalam suatu perjalanan,
nyari safria buntutnya, karena safria pasti punya jarum dan benang sekaligus
bakat menjahitnya. Kalo sakit juga, meski safria bukan bu doktel, tapi dia
pasti punya kotak penuh obat lengkap dengan deskripsi kegunaannya.
Gua bangga ma sohib gua ini, personal
leadership nya jempolan. Kritis,, (dalam hal ini teman baiknya gua.. cita –
cita kita jadi pemerhati pendidikan Maluku Utara.. semogaa… ahaha).
Bendahara kecamatan, sering juga gua
menyebutnya seperti itu.Gua orangnya boros, jadi kalo urusan uang sebagian
besarnya ya yang urus ya safria, biar gak kepake habis. Hahaha…
Banyak dosa gua ama dia..hahaha.. maap yua..
Gua pernah nipu seisi kelas kalo dosen killer
nya dah masuk.Berhubung gua ketua tingkat, percaya aja mereka. Hahaha..
Safria hampir aja nyetop angkot dan naik ojek
demi baca sms gua.Si Ella sampe gak mandi padahal baru masak dan bau kompor.
Teman wartawan gua lari dari kantor walikota..sementara gua lagi main PS di
rental deket kampus…. :D
Kampus oh kampus..safria oh safriaku.. :p
* Juniarty.. ;p
Gua
masih ingat pertama kali kita bertemu beberapa tahun lalu.Ketika itu kita
sedang menjalani masa orientasi mahasiswa.Si cewek ini senang menyenandungkan
lagu Baby oh Baby atau apalah judulnya
itu milik Cinta Laura. Suaranya dari nilai 10 kuhadiahi 0 saat itu. Begitu
sumbang dan nadanya lari zig zag kayak orang dikejar babi, kalau didengar Cinta
Laura mungkin bisa digugat dengan pasal seenaknya banting lidah hingga lagunya
terdengar aneh. Tapi disisi lain, gua salut dengan semangatnya. Tgak pusing
dengan kata orang.Semangatmu dari nilai 10 kuhadiahi 11. Bersama sepupunya,
mereka seperti kembar siam gila. Naga – naganya ingin bernyanyi dengan aksen British English fasih tapi yang terjadi
malah lidah berputar kayak gulungan roti molen.
Gua suka
orang gila karena tidak sedikit yang menganggapku seperti itu.gua tipikal orang
yang banyak diam dan senang mengamati. Tidak banyak bicara dengan orang baru
dan jikalau bicarapun hanya jika diperlukan.Berbanding terbalik dengannya yang
hiperaktif seperti ponaan 7 tahun ku jika disogok uang pattimura.Lo yang
berisik dengan pembicaraan kosong dan sedikit songong, sangat tak gua suka
disamping gadis galau yang baca puisi sambil ngesot kayak film horror itu.
Gua
ingat juga ketika sohib gua ini gak mau ambil baik ketika dibilang orang miskin
oleh senior jorok dengan merah pinang di mulut. Gua hanya bisa geleng – geleng
kepala dan abstain. Ada tiga alasan sebenarnya gua geleng – geleng, alasan yang
pertama gua ngeerasa lucu dengannya yang lugu sekaligus terlalu jujur, alasan
yang kedua gua pusing melihat senior dengan ludah pinang keteteran di sudut -
sudut bibirnya itu, dan alasan terakhir…hmmmm..lupa agua. Senior itu pulalah
dengan tiga senior sok disiplin yang menggonggongku seperti sepherd karena aku mengikuti orientasi
pakai sandal. Dan kau….. kau selalu tersenyum melihatku. Aku tak tahu mengapa
kau selalu begitu.Apa waktu itu diotakmu aku seperti badut keliaran. Tak
tahulah.
Seiring
waktu berlalu, tak tahu di episode yang mana kita bisa bersahabat dan
dekat.Mungkin benar kata idolaku Soe Hok Gie, “Kita berbeda dalam segala
kecuali dalam cinta”. Cinta itulah yang menyatukan kita
If I
come back to Ambon, I’ll be missing U guys…. Missing our outstanding moments.
Every single we’ve ever stepped together was ma best moments….
It’ll
be weird when I used to do everything with U guys, in a few weeks later I’ll do
by ma self or another new fren..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar